Senin, 03 Oktober 2016

Sa'ad dan permintaan cerdasnya

Bismillah
semoga kebaikan senantiasa membersamai

Well peoples, as i told before and before, bahwasanye blogger yang timbul tenggelam ini akan menggagahi diri memaksa jari-jemarinye menekan huruf demi huruf di keyboard untuk merangkai kata  berceritera tentang pemuda luar biasa; Sa'ad bin Abi Waqqash. Fiuhhh
Ok, ini cerita terjadi pada masa peperangan. Sa'ad yg malam itu mengajukan diri untuk menjaga sang Nabi, mengambil air untuk kekasih tercinta berwudhu. Baginda memandang saad dg penuh kasih lalu bersabda, "mintalah sesuatu padaku hai Sa'ad, aku akan memintakannya kepada Allah untukmu." Ok, sampai sini, agak2nyelah, kalau kite yang ditanye macam gitu, ape kite mintak e? Kalau mak kite tanye, 'mak br dpt rezeki ni, ape dikau ndak?" Ape kite jawab? "mak, nak beli IPhone 7". hha. gitewlah agaknye jawaban kitah.

Tp ni yg tanye Nabi wey,.... Ape jawab Sa'ad? Ustadz Salim A.Fillah menganggap permintaan Sa'ad ini sungguh sebuah pinta yg cerdas. Santun sekali Sa'ad menjawab tanya sang Nabi, " mintakanlah pada Allah, ya Rasulullah, agar doaku mustajab!" See,,,,, emang jawaban cerdas kan? Dengan doa mustajab itu, kita bisa minta apapun, bukan? Then sang Nabi pun jawab lagi sambil tersenyum dan bersabda, "bantulah aku hai Sa'ad, dengan memperbaiki makananmu." What??!!! Apa hubungannya coba?!


Kisah yang satu ini mungkin pun selalu terbaca, atau terdengar kala pengajian. Suatu ketika Rasulullah bercerita di hadapan para sahabatnya tentang seorang musafir di padang pasir, yg sedang berpuasa, bekal pula dicuri kawan, tersesat pula dlm perjalanan. Ah, pokonya lengkaplah penderitaan. Dalam keadaan begini, sang musafir mengangkat tangan seraya berdo'a, "Ya Rabb! Ya Rabb!". Nabi kemudian berkomentar dlm ceritanya. "bagaimana mungkin akan dikabulkan, sementara yang dimakannya haram, yang dipakainya pun haram". Padahal kan, kalau kite cek lagi keadaan si musafir, betapa layaknya doanya terkabul sebab dia memiliki 4 keutamaan: musafir, berpuasa, dizalimi, mengangkat tangan. Tapi, perkara haram yang melekat di tubuh, telah mengahalangi sampainya doa pada Maha Pengabul Doa.

Ok, bisa nampak hubungan menjaga makanan dengan terkabulnya doa? Baek2nye kite pun menatap diri, adakah ter-makan, ter-pakai, dan ter- yg lain lah, yg bukan milik sendiri. Agar doa tak terhalangi. Tengok2lah kanan kiri, ingat2lah lagi, manelah tau tepetik rambutan tetangga, atau terkutip mempelam jiran sebelah. Dah kan, nti doa tak terkabul. khikhikhi

Nah, apakah permintaan Sa'ad terwujud?
Pernah, seorang wanita bersengketa dlm masalah tanah dengan Sa'ad. Wanita itu memang curang dan khianat. Maka Sa'ad mendoakannya, "Ya Rabbi, jika dia benar, maka ridhoilah dia, berkahilah hartanya, dan ampunilah aku. Tapi jika dia curang dan khianat, maka binasakanlah dia dan musnahkanlah milik2nya". Beberapa hari kemudian wanita itu terperosok ke dalam lubang di tanahnya dan seekor ular mematuknya. Dalam sekarat dia berteriak, "Celakalah aku, terkena bala' karena doa Sa'ad bin Abi Waqqash".
Terkisah pula tentang para pembunuh Utsman, Sa'ad pernah berdoa, "Ya Allah, jadikanlah mereka orang-orang yang menyesal, setelah itu azablah mereka." Ustadz Salim menuliskan dari  Asy-Syari'ah oleh Imam al-Ajurri bahwa para salaf bersumpah, bahwa tak satupun yang terlibat dalam pembunuhan Utsman kecuali mereka meninggal dalam keadaan gila.

Itulah Sa'ad, dengan kemustajaban doanya. Kitapun mengambil hikmah dari nya.

Tengkiu, salam.

2 komentar:

Tinggalkan sepatah kata kat sini e....
Terime Kaseh