Rabu, 07 September 2016

Bajrangi Bhaijan, PK, dan entah yg mana lagi

Judul itu sudah ku dengar sejak lama. Orang2 dah lintang-pukang bercerita. Ok, gue lebay! So ceritenye, akhirnya aq menontonnye 2 hr lalu. Here's what i thought.
Dua filem ini mengangkat tema yang berbeda, meski ada kesamaannya. Dua2nya sedikit-sebanyak mengambil sudut pandang agama, tp inti permasalahannya yg agak berbeda. Dua2nya menyinggung batas negara, terutama Pakistan-India, yg satu sepenuhnya, yg satu sedikit saja tp berpengaruh ke ujungnya. Sepertinya konflik Pakistan-India tak terpisahkan dari masalah agama.
Ok, Bajrangi Bhaijan bisa bikin mewek. PK bs bikin bingung, jd mesti nonton sampai hujung, biar gak linglung. hihi
Tp nih ya, yg menarik perhatian gue adalah pengamalan keIslaman dalam ke-dua film itu. Pernah terbaca review kalau Bajrangi Bhaijan agak Syiah2 gitu, tp sama sekali tidak mengurangi pesannya ya. Dan pas gue nonton, ada sih lagu pemujaan terhadap Ali. mungkin itu maksudnya. Nah, yg aq perhatiin lagi ni, praktek mengunjungi makan untuk berdoa meninta diwujudkan keinginginan, menurut ku sudah sampai ke ranah aqidah yg berbahaya. Bayangkan nih ya! Ceritanya ada anak kecil (anaknya cute banget woy), sudah umur lima tahunan tp belom bisa cakap. Jatuh pun tak menjerit, ketawa pun tak bunyi. So, her parent tentu saja worry pake banget. Jd, ada lah sang alim yang merekomendasikan untuk mengunjungi seseorang (gue lupa namanya) yg gue pikir adalah seorang dokter. Kata si alim, dia dulunya juga punya kelainan itu, ke sana dan sembuh. Orang tuanya pun merasa punya harapan. Meski mahal untuk pergi ke sn, rela menjual domba-dombanya demi kesembuhan anaknya. Pas sampai di sn, yg gue pikir adalah dokter, ternyata oh ternyata adalah makam seorang ulama mereka. Menurut gue ya, itu membahayakan aqidah. Tp lihat sendiri aj biar ngerti.
Nah kalau di PK, praktek Syiah nya lebih jelas, apalagi pada bagian perayaan di jalan2 yang melukai diri-sendiri itu. See yourself ajalah ya! Trus lagi, semacam Ishq Hai Tumse (kalau tak salah), tema hubungan beda agama pun diangkat, dan seolah2 agamalah yg kejam tak mengizinkan pernikahan beda keyakinan. Ini lagi betapa sekulerisme (bener gak ya ini) menodai ajaran agama. My Name is Khan pun ada ini. Mmm, entah berapa banyak lagi.

Ah, panjang lebar rasanya tp entahkan terungkap pemikiranku dengan kata2 ini. Semoga ada hikmahnya.
See ya!


1 komentar:

Tinggalkan sepatah kata kat sini e....
Terime Kaseh