Rabu, 31 Agustus 2016

Iman setegar karang

Bismillah
Sekali ini masih tentang tantangan dari beb Eka n si Ummu Saadah a.k.a Umaisah. Gue kebagian cerita tentang seorang sahabat yang tentu saja sangat dikagumi. Aq dan diriku sendiri (haha) menyepakati bahwa insyaAllah ini adalah bagian pertama dari 2  bagian yang akan ku tulis. Cewah, macam rajin betol, semoga tak hitungan bulan lah part 2 nye ye. Aq akan berusaha menggagahi diri menuntun jari jemari Saleh, eh jari jemari q untuk menekan tombol-tombol di keyboard leppy yang dah tua ini. hadeh!!
Ok, lets just start
Eh btw, aq menggunakan 3 sumber buku demi kisah keshahihan kisah yg q tulis.
Lets continue.
Ia adalah seorang pemuda Mekah dari keturunan terhormat, oke, TERHORMAT. Which mean, si dia bukan orang biasa yg tak punya apa-apa. Kakeknya bernama Uhaib, putra Manaf yang merupakan paman Aminah, ibunda Rasulullah Saw. Jadi, dianya masih sodaraan gitu sama Rasulullah. Dia memiliki nama lengkap Sa'ad bin Malik ibn Uhaib ibn Abd Manaf Az-Zuhri, biasa dipanggil Abu Ishaq, dan digelari Faris Al-Islam. Suatu ketika nanti dialah yang akan memimpin penaklukkan negeri asal Salman Al-Farisi; Persia. Ia juga salah seorang sahabat yang dijanjikan syurga. Ia adalah Sa'ad bin Abi Waqqash.

Sa'ad adalah seorang muda belia tapi sangat beda dengan muda belia zaman android, windows, juga IOS ini. Waduh, ke mana-mana ya. gpp. Jadi, ketika teman-temannya zaman itu suka banyak mainnya (mungkin kalau COC and Pokemon Go dah wujud, temen2nya pada sok sibuk main itu tu), nah si Sa'ad nih, menurut buku yg gue baca, lebih seneng dengan hal yg sangat gue mimpikan bisa gue lakukan suatu hari nanti; panah-memanah. Eit, bukan aplikasi panah-memanah ya, ini yang beneran adanya. Plus, bukan cuma belajar memanah, Sa'ad juga belajar buat busur, memperbaiki busur, dll lah. Istilahnya kalo loe punya pertanyaan seputar teknik memanah, atau busur lu rusak, nah bawa aja tu ke Sa'ad, gue yakin dia kasi solusi terbaik tuh. Jadi, hal2 yg dikerjakan Sa'ad ini seolah dia sedang menyiapkan diri untuk pekerjaan besar. you will see. Oh y, plus2 Sa'ad ni lagi, dia penuh bakti pd orang tua, dan sangat mencintai ibunya. and u will see what will happen next.

Oh, gue belum sebut usia Saad ya, muda belianya itu sekitar kelas 2 SMA lah, atau sekitaran 17 tahun atau awal 17 tahun ketika ia memutuskan menerima seruan Nabi Saw untuk memeluk Islam. Dan dia termasuk Assabiqunal awwalun, tau kan? Kalau tak tau, pegi belajo MDA lagi. Piss!! Ok! Keren banget g sih? 17 th coy? Seumur gitu gue galauin apa y? Seumur gitu, loe galauin apa? Seumur gitu, anak2 zaman android windows IOS (sory sengaja gue ulang) pada galauin apa? pikir sendiri aja, soalnya emang bikin cape deh!. Tapi oh tapi, pilihan yang dibuatnya tidak membuat jalan hidupnya semulus muka Syahrini, eh. Seawal-awal ibundanya mengetahui bahwasanya Sa'ad menerima seruan Muhammad, langsung sang bunda membujuknya supaya keluar dari Islam. Sampai-sampai sang ibu melancarkan strategi mogok makan. Nah, ini ujian berat banget menurut q. Gimn tidak, keluarga kita sendiri, orang terkasih yang paling dekat dengan kita, menentang pilihan hidup kita. T.T Tetapi, Sa'ad yang belia punya pemikiran dewasa, karena dia yakin bahwa pilihnnya benar. Dengan penyesalan dia menjawab: "wahai ibu, saya tidak akan meninggalkan agama Islam walau apapun yang terjadi".
Nah, sang bunda nih, lebih keras kepala lagi. Mogok makan lanjut. Dia sanggup mati asalkan sang anak terkasih tidak mengikuti Muhammad. Lagi-lagi dengan penuh penyesalan terhadap bunda, tapi juga dengan keyakinan teguh pada kebenaran yang dipilihnya, Sa'ad berkata pada bunda tercinta: " Bunda, seandainya Bunda memiliki seratus nyawa, dan ia keluar satu persatu di hadapan nanda untuk memaksa nanda menanggalkan keyakinan ini, sekali-kali nanda takkan pernah meninggalkan keyakinan ini selamanya!" Dan gue pun, speechless!!
Eit, awas hati-hati!! Kata ustadz Salim A. Fillah, jangan sampai terbalik logikanya. Demi Allah, bukan Islam yang mencerai-beraikan ikatan. Justru kekufuranlah yang memisahkan ahlinya dari kasih sayang dan lembut mesra persaudaraan keimanan!

Ok people, segini aja kali ini. Semoga ada hikmah yang bisa dipetik! Jazakumullah khoir yg dah bersedia menuntun jemarinya mengklik dan membaca.

Tengkiu!!!




3 komentar:

Tinggalkan sepatah kata kat sini e....
Terime Kaseh