Kamis, 28 Mei 2015

teladan

Bismillah
semoga kebaikan dan berkahNya selalu terlimpah

Aq memang gatal hati rasenye nak menulis tentang ini. Dah dari kemaren2 dah, tapi malas bukan maen. This theme rase macam membludak-bludak dalam hati q. macam mane tidak, risau nengok tayangan di televisi yang ntah hape. tak tentu arah betol. Kita risau nak mendidik anak2 bio berkarakter siket, eh banyak. Agar masa depan Indonesia cerah (jiaaaa). Tp, pd waktu yg sama, tayangan tipi yg kadang2 pun para pendidik di dalamnya, ikut pulak andil dalam tayangan tak berkarakter.




Aq membaca, dan kemudian mengetahui, juga menyetujui bahwasanya keteladanan memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter dan keperibadian. memang pun, ini bukanlah hal baru. Al-Qur'an dah cakap, nabi dah praktek, yg kite ni ikut aje.
Pecaye Qur'an cakap? tu di surah Ash-shof yg bunyi 'kaburo maqtan.....'. ha tengok sorang.
Pun aq pernah terbaca ntah di buku sebuah kisah tentang menghadirkan keteladanan.
Mahatma Gandhi, tokoh yg sangat menyejarah. Suatu hari seorang ibu mengadukan perihal anaknya yang sangat suka permen aka gule gesip. Sang ibu ingin sang bijak memberi nasehat kpd anaknya agar tak lagi memakan manisan2 perusak gigi itu. Sang ibu sudah mencoba menasehatinya sendiri, tp anaknya tak mendengarkan. Gandhi pun mendengarkan saja cerita si ibu, dan pada akhirnya, Gandhi berkata, "datanglah seminggu lagi". (kalau tak salah aq lah). Ibu ni pun rase heran juge. mungkin dalam hati becakap, 'nak mintak nasehat, eh disuruh balek pulak'. Tp si ibu ikut je. Seminggu kemudian dia datang lg. Gandhi pun memberikan nasehatnya, simple saja, tak muluk2. si ibu akhirnya bertanya kenapa nasehat nya tak disampaikan minggu lalu saja, bukankah sama saja. Tp Gandhi kemudian menjelaskan bahwa dia tak ingin menasehati orang lain padahal diri sendiri melakukan.
Then, how about us? We, so often perintah sana perintah sini, tunjuk diri paling berkuasa. Tp, mungkin kite ni lah yg macam disebut Allah dalam Ash-Shof tu. Na'udzubillah.

Zaman ni, tipi lah pengganti pendidik. Innalillah. Memang musibah.
Please jangan heran lah kalau tengok budak2 zaman sekarang bukan maen pandai mulut membully, mengejek, dan segala perangkatnya itulah. Bayangkan, eh tak payah, memang betol, tengok je tayangan tipi. I deeply hated fesbukers. Tu salah satu je, yg laen banyak. Tak payah nak heran, anak2 punya banyak kosa-kata menjelekkan. Apa yg ditontonnya, itulah yg diteladani. Yg aq tambah benci, knp para penonton yg diundang itu, anak2 sekolah. Tak itu aje, guru pun turut hadir. (Yg terlihat oleh q tampak mcm gitu lah). Geleng-geleng kepale beb. ish ish ish. usap dade sekali.
Ni satu lagi yg sering. Suruh anak sholat, atau adek, tp yg nyuruh melenggang santai lg. What the ......
Lepas tu kadang ade lagi; "dikau jangan merokok, tak baek". sementara di jari2nya terselip tuhan 9 cm tu.
Love This

Ya Allah, please guide me, guide us to the right path....
Tengkiu yg singgah....
Salam