Senin, 27 Oktober 2014

Catatan Rindu

bismillah....
ini cerita tentang rasa (ehem), juga tentang seseorang yang takkan pernah q lupa (InsyaAllah, selagi waras).

Terutama, pd Nya harus q syukuri karena menghidayahkan bapak q u/ memasukkan, eh menyekolahkan ku ke Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Bengkalis. Krna di sinilah, catatan rindu ku akan ku mulai. ( mak eh, dah buntu nak cerite ni, baru mulai pun. hahah)

okelah, bio jangan lurus beno, terserah penulislah eeee.piss

di MAN, q mulai mengenal Tarbiyah. Di sinilah, q mulai mengenalnya. Aq tak ingat pasti bagaimana pertemuan pertama kami. Mungkin biasa saja, yang selanjutnyalah yang membuatku menuliskan catatan rindu. (buntu lagi dah)

awalnya, kami memanggil kakak. waktu itu dia masih gadis. Setelah menikah atau mungkin setelah punya anak, kami mulai memanggilnya umi. mungkin karena dia murabbi pertama ku; yang membuatku menyadari bahwa ternyata Islam itu syamil-menyeluruh bahkan pada hal sekecil apapun, juga membuatku memahami bahwa ternyata Islam tak hnya di rukun, tapi di setiap tingkah kehidupan. memang, pemahaman ku akan seluruh hal ini bukan karena umi sendiri, tapi dia bagian dari itu.

layanannya terhadap kami, mungkin aq yg merasanya, terasa menyenangkan. bukanlah dilayan dengan istimewa, tapi selalu menyenangkan. mungkin karena layanan yg sangat biasa itulah, ianya menjadi istimewa. merasa sangat dekat, merasa sprti sahabat dg umi, tentu dg batasan mentor dg mentee. sampai saat ini, sudah silih berganti, tp umi takkan terganti. entah hal apa yang membuatnya begitu istimewa di hatiku, aq pun mungkin tak mengerti mendefinisikannya. tentu, aq tak membedakannya dengan yang lain. tapi tetap saja, umi punya tempat tersendiri di hatiku.

miss u umi.....
copas dr google


epilog: semalam pdhl rsnya banyak sekali yg ingin q tulis, tp tak dapat q menuliskan.

tengs dah singgah.
^ ^