Kamis, 18 September 2014

Nada-nada tak bersyukur (ku)

bismillah

di suatu siang yang panas, dengan rasa lapar yang ah......., tak telalu lapo lah. ku singkap tudung saji demi memastikan ada ap di dalamnya. Ternampak jelaslah oleh ku, ado sambal bilis plus telur yang di mato sapi kan. "tak ado sayow (sayur), mak?" reflek aq betanyo langsung pado mak. "mtak ado. makan ajolah ape yang ade tu", kato mak...
dramatisasinye lebih kurang lah.

di suatu ketika sedang bebual-bual beramah sapa, terceritalah tentang  kerja sampai ke tanya gaji berapa; "gaji kami keciknyo, Rp. tiiiiiiit......". ketika q kemudian berkaca diri, astaghfirullah, q sadari betapa tak pantasnya kekata q itu.

aq rasa, banyak lagi situasi ketakbersyukuran ku.
copas dr google
tadi malam, mengantar tidurku, q lanjutkan "Lapis-Lapis Keberkaha" yang dah lama tak kunjung q selesaikan. Membacalah aq pada bab tentang rizki. Q pun mengaca diri kembali. Bahkan punya selera untuk makan pun, adalah nikmat yang sungguh tak terbayar. Dan tak q perhitungkan, perjalanan rizki hatta sebutir nasi hingga sampai ke mulutku, jika dipikir2, sungguh luar biasa. Begitulah Allah mengaturnya.

Sebetol2nye, aq menyadari betapa tak bersyukur diri ini atas banyaknya nikmatNya yang tak ku syukuri. Dan Sungguh, pada Mu Allah, ku memohon petunjuk, mohon jernihkan mata hati ku melihat semua nikmat dari Mu, mohon jadikan aq hambaMu yang pandai bersyukur. Amiin


6 komentar:

  1. bersyukur memang tidak mudah untuk diaplikasikan
    semoga kita bisa belajar untuk selalu bersyukur :)

    BalasHapus

Tinggalkan sepatah kata kat sini e....
Terime Kaseh